Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan.
Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.
Pola-Pola Diskusi
Prasaran
• Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan prasaran tertulis (makalah, kertas kerja).
• Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok.
• Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas).
Ceramah
• Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok.
• Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang lebih teliti.
Diskusi Panel
• Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari segi tertentu.
• Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta penjelasan dari panelis.
Brainstorming
• Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh pimpinan.
• Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat.
• Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut.
Persyaratan Diskusi
Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :
Tata tertib tidak ketat, Setiap orang diberi kesempatan berbicara, Kesediaan untuk berkompromi.
Bagi peserta diskusi :
• Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan.
• Sanggup berpikir bebas dan lugas.
• Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa.
• Mau menerima pendapat orang lain yang benar.
• Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
Bagi pemimpin diskusi :
Sikap hati-hati,cerdas,tanggap, Pandai menyimpulkan, Sikap tidak memihak.
Ada beberapa persiapan agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan sehat. Persiapan dapat dibagi ke dalam 2 hal, yaitu Persiapan tempat dan persiapan diri
Persiapan tempat meliputi : ketenangan, kebersihan, kenyamanan, ketersediaan prasarana
Persiapan diri meliputi : persiapan materi, pemahaman tentang diskusi, informasi-informasi pendukung, kemampuan berlogika, dan kemampuan berkomunikasi.
Ada beberapa kesalahan-kesalahan yang umumnya dilakukan oleh peserta diskusi :
• umumnya mendasarkan pendapat pada pendapat umum saja
• menutup diri pada informasi baru yang berbeda dengan yang sudah diketahui
• taklid pada informasi yang didapat dari orang yang dihormati
• salah dalam berlogika sehingga salah dalam mengambil kesimpulan
• menyampaikan informasi yang benar secara setengah-setengah
• saat mendiskusikan sesuatu yang telah membuat ill feel sering tidak menyimak bahasan selanjutnya
Selain kesalahan-kesalahan di atas masih ada kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan lain. Agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam berdiskusi maka kita perlu melakukan :
• Klarifikasi terhadap informasi-informasi yang didapat. Untuk melakukan validasi terhadap informasi yang didapat kita bisa merujuk kepada buku-buku dari para ahli yang berkaitan dengan informasi yang kita dapat atau merujuk pada sumber informasi yang diakui, misalnya kamus ilmiah.
• Membuka diri pada beragam paradigma/ sudut pandang terhadap suatu masalah.
• Hati-hati terhadap informasi yang didapat, karena bisa jadi itu adalah hoax. hoax adalah berita bohong tentang sesuatu hal. terkadang hoax hampir mirip dengan kebenaran, bahkan ada pula bagiannya yang memang sebuah kebenaran.
• Tidak menjadikan pendapat umum sebagai sebuah kebenaran.
• Mencari padanan kata terhadap istilah yang didiskusikan. Pencarian padanan kata bisa juga dari bahasa lain yang dianggap sebagai bahasa asal dari istilah yang didiskusikan.
• Tidak menjadikan informasi yang meragukan sebagai dasar opini.
• Menyampaikan sumber informasi yang jelas dari setiap informasi yang kita sampaikan.
• Menyampaikan bukti-bukti konkrit dari opini yang kita sampaikan.
0 komentar:
Posting Komentar